KAJIAN PENANGANAN ANAK GIZI BURUK DAN PROSPEKNYA (MANAGEMENT OF SEVERE MALNUTRITION AND IT’S PROSPECT: A REVIEW)
Article Sidebar
Download : 151
Main Article Content
Abstract
ABSTRAK
Gizi buruk yaitu keadaan sangat kurus dengan indeks antropometri BB/TB <-3 SD masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang ditemukan pada anak balita. Data RISKESDAS tahun 2010 menunjukkan prevalensi gizi buruk pada anak balita di Indonesia adalah 6,0 persen, sedikit turun dibandingkan tahun 2007 yaitu 6,2 persen. Sesuai protokol WHO tahun 1999, penanganan gizi buruk harus dilakukan melalui rawat inap di RS. Ada beberapa hambatan dalam penerapan protokol ini di lapangan, mulai dari hambatan tenaga dan fasilitas kesehatan sampai pada kendala dari keluarga penderita. Akhir-akhir ini ada dua pendekatan baru penanganan anak gizi buruk, yaitu rawat inap untuk kasus gizi buruk yang disertai dengan komplikasi medis dan penanganan di masyarakat secara rawat jalan dengan kunjungan secara berkala ke tempat pelayanan kesehatan bagi penderita gizi buruk tanpa komplikasi medis. Penanganan anak balita gizi buruk secara rawat jalan telah dilakukan sejak tahun 1981 di Klinik Gizi sebagai suatu laboratorium penelitian di Puslitbang Gizi dan Makanan Bogor. Pengembangan cara penanganan dilakukan sesuai hasil penelitian yang telah dilakukan dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini dalam tatalaksana anak gizi buruk. Beberapa studi penanganan rawat jalan termasuk yang dilakukan di Indonesia menunjukkan angka kesembuhan hingga >75 persen. Pendekatan baru ini cukup menjanjikan untuk berhasil dan apabila dilakukan secara bersama sama dengan penanganan rawat inap diharapkan dapat meningkatkan cakupan pelayanan agar target 100 persen penanganan penderita gizi buruk di Indonesia sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) sektor gizi Departemen Kesehatan dapat dicapai.
ABSTRACT
Severe malnutrition, defined as weight for height <-3 SD, still a public health problem in Indonesia suffered children under five of aged. Basic Health Research in 2010 found the prevalence of 6 percent among underfive years children in Indonesia, little bit lower than in 2007 that was 6.2 percent. According the protocol made from WHO in 1999, severely malnourished children should be treated in the hospital. There were some problems founds during implementation of this protocol, from the health staff and health facilities as well as from the subjects family. Recently there are two approaches of treatments for severely malnourished children, in-patients for the cases with complication and community-based therapeutic care (CTC) with regular visits to health facilities for those without complications. Out-patients treatments for malnourished children has been carried out since 1981 in Nutrition Clinic Bogor as a research laboratory of Center of Food and Nutrition Research Indonesia MOH. The program has been developed through several studies that has been conducted in the clinic combined with the latest science and technology for the treatments. Average recovery rates through outpatients treatment in several studies including in Indonesia >75 percent. This approach promises to be successful and together with in-patients care could increase the coverage in order to meet the total coverage of severely malnourished children according to Minimal Standard Services (SPM) of nutrition sector at the MOH Indonesia. [Penel Gizi Makan 2011, 34(1): 1-11]
Keywords: severe acute malnutrition, in-patient, out-patient, severe wasting