ANALISIS DETERMINAN STUNTING ANAK 0-23 BULAN PADA DAERAH MISKIN DI JAWA TENGAH DAN JAWA TIMUR (DETERMINANT ANALYSIS OF STUNTING CHILDREN AGED 0-23 MONTHS IN POOR AREAS IN CENTRAL AND EAST JAVA)
Article Sidebar
Download : 116
Main Article Content
Abstract
ABSTRACT
The child growth at the first two years is characterized by gradual development in linear growth and the increase in weight. The linear growth that do not fit with the child age reflects stunting problem. The purpose of the study is to analyzed determinant factors of stunting children aged between 0-23 months in poor areas of Central and East Java. This study used Riskesdas 2007 data. Samples are children aged between 0-23 months. Stunting status is measured by z-score height for age (H/A). The data is analyzed using univariate, bivariate and multivariate with logistic regression. The results showed that 28.8 percent of the children are stunted. Determinant factors of stunting are child’s age with OR = 0.59 (0.44-0.79), sex with OR = 0.71 (0.53-0.96), urban-rural area with OR = 0.68 (0.48-0.95) and mother education level with OR = 1.56 (1.05-2.31). The result shows that samples who lives in urban area have protective effect or at 32 percent smaller risk to get stunting than those lives in rural area. Children aged between 0-12 months have protective effect or at 41 percent smaller risk to get stunting than children aged between 13-23 months. Girls have protective effect or at 29 percent smaller risk to get stunting than boys. Mother with completed educational level less than junior high school have 1.56 greater risk to have stunting children than those have higher educational level. Therefore, it is important to educate mother about food, nutrition, and health whoor both live in urban and rural, so they can apply the knowledge to their family without making any difference in carring and feeding base on child age and gender.
Keywords: stunting children aged 0-23 months, determinant analysis, poor area
ABSTRAK
Pertumbuhan pada dua tahun pertama dicirikan dengan pertambahan gradual, baik pada percepatan pertumbuhan linear maupun laju pertambahan berat badan. Pertumbuhan linear yang tidak sesuai umur merefleksikan masalah stunting. Menganalisis faktor determinan stunting pada anak usia 0-23 bulan di wilayah miskin Jawa Tengah dan Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas 2007 dengan sampel adalah anak usia 0-23 bulan. Status stunting diukur berdasarkan z-skor tinggi badan terhadap umur (TB/U). Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat dengan regresi logistik. Analisis menunjukkan bahwa dari 932 sampel anak usia 0-23 bulan, sebesar 28,8 persen merupakan anak stunting. Faktor determinan stunting adalah usia anak dengan nilai OR = 0,59 (0,44-0,79), jenis kelamin dengan nilai OR = 0,71 (0,53-0,96), wilayah tempat tinggal dengan nilai OR = 0,68 (0,48-0,95) dan pendidikan ibu dengan nilai OR = 1,56 (1,05-2,31). Sampel yang tinggal di wilayah kota memiliki efek protektif atau risiko lebih rendah 32 persen terhadap stunting dibandingkan dengan anak yang tinggal di perdesaan. Anak yang berusia 0-12 bulan memiliki efek protektif atau risiko lebih rendah 41 persen terhadap stunting dibandingkan dengan anak yang berusia 13-23 bulan. Anak perempuan memiliki efek protektif atau risiko lebih rendah 29 persen terhadap stunting dibandingkan dengan anak laki-laki dengan nilai OR = 0,71 (0,53-0,96). Ibu dengan tingkat pendidikan <SMP memiliki risiko 1,56 kali memiliki anak dengan status stunting dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan ≥ SMP. Oleh karena itu diperlukan peningkatan KIE (komunikasi-informasi-edukasi) ibu, baik yang berada di wilayah kota maupun desa, yang berhubungan dengan informasi mengenai pangan dan gizi serta kesehatan sehingga derajat pengetahuan ibu meningkat dan ibu dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut ke dalam keluarga sehingga ibu dapat secara adil atau tidak membedakan pola asuh dan pemberian makanan berdasarkan usia dan jenis kelamin pada anggota keluarganya. [Penel Gizi Makan 2012, 35(1): 34-41]
Kata kunci: stunting anak usia 0-23 bulan, analisis determinan, wilayah miskin