KONSUMSI MINYAK GORENG DAN VITAMIN A PADA BEBERAPA KELOMPOK UMUR DI DUA KABUPATEN
Article Sidebar
Download : 57
Main Article Content
Abstract
ABSTRACT
Indonesia plans to implement mandatory vitamin A fortification of cooking oil. A pilot study of voluntary vitamin A fortification in unbranded cooking oil showed that vitamin A status improved significantly a year after
fortification for five age groups except for children 12-23 months of age. The objective of the study was to measure cooking oil consumption and dietary consumption of vitamin A in children, women of reproductive age
(WRA), and lactating mothers. The study was a cross-sectional study in Tasikmalaya and Ciamis, Indonesia, covering 1.594 samples randomly selected of poor households. Cooking oil was collected at household by
recall of usual cooking oil purchase and individual sample by 2x24h recall of food consumption. The results showed that households prefer bought unbranded cooking oil sold in plastic pouch at foodstall (warung) nearby
home (96.2%), purchased oil every 1-3 days (60.6%), each purchace contained < 250 mL oil (73.9%). The average (mean+SE) cooking oil consumption at household was 27.5+1.0 mL/capita/day. Cooking oil
consumption at individual level on the average was 22.3+0.5 mL/capita/day lower compared to household consumption of oil, varied significantly of 2.4+0.4, 13.3+0.8, 23.0+1.0, 30.5+1.3, 33.5+1.2, 33.1+1.3 mL/day in 6-11, 12-23, 24-59 month old, 6-9 year old, WRA, and lactating mothers respectively. Cooking oil consumption
was lower in children 6-11 and 12-23 months old which contributed to non-significant improvement of serum vitamin A level particularly in children 12-23 months old but not other groups since they consumed higher intake of cooking oil or still brestfed for children 6-11 month old.
Keywords: cooking oil, food consumption
ABSTRAK
Pemerintah Indonesia segera melaksanakan program fortifikasi wajib minyak goreng curah dengan vitamin A. Studi pilot fortifikasi vitamin A sukarela minyak goreng menemukan setelah satu tahun, serum vitamin A
meningkat signifikan pada 5 kelompok umur tetapi tidak signifikan pada kelompok 12-23 bulan. Tulisan ini bertujuan mengetahui tingkat konsumsi minyak goreng dan vitamin A dari makanan yang merupakan faktor penyebab naik atau tidak naiknya status vitamin A pada enam kelompok. Studi potong lintang dilakukan di Tasikmalaya dan Ciamis mencakup total 1.594 subjek anak 6 bulan - 9 tahun, wanita usia subur, dan ibu menyusui dari keluarga miskin. Konsumsi minyak goreng dikumpulkan di tingkat rumah tangga dengan recall frekuensi pembelian dan volume yang dibeli sedangkan tingkat individu dengan recall konsumsi makanan 2x24 jam termasuk makanan yang dimasak dengan minyak goreng. Hasil penelitian sebagian besar (96,2%) membeli minyak goreng curah dalam plastik, dibeli setiap 1-3 hari (70,6%), dengan volume < 250 mL (73,9%). Rerata konsumsi minyak goreng di rumah tangga 27,5+1,0 mL/kapita/hari lebih tinggi dibanding rerata konsumsi di tingkat individu 22,3+0,5 mL/kapita/hari. Konsumsi minyak goreng menurut kelompok umur berbeda signifikan dengan konsumsi untuk anak 6-11 bulan, 12-23 bulan, 24-59 bulan, 5-9 tahun, WUS, dan ibu menyusui masing-masing 2,4+0,4, 13,3+0,8, 23,0+1,0, 30,5+1,3, 33,5+1,2, 33,1+1,3 mL/hari. Kesimpulan penelitian konsumsi minyak goreng paling rendah pada anak 6-11 dan 12-23 bulan dibanding kelompok
lainnya, yang memberi kontribusi tidak naiknya serum vitamin A pada kelompok 12-23 bulan, dibanding anak 6-11 bulan yang masih mendapat vitamin A dari ASI ataupun kelompok lainnya karena konsumsi minyak goreng yang jauh lebih tinggi. [Penel Gizi Makan 2015, 38(1): 1-10]
Kata kunci: minyak goreng, konsumsi makanan