ABSORPSI β-KAROTEN SERBUK DAUN SINGKONG (Manihot Utilissima) KERING PADA ANAK PRASEKOLAH
Article Sidebar
Main Article Content
Abstract
Indonesia telah bebas dari masalah kurang vitamin A (KVA), tetapi jumlah anak balita dengan vitamin A serum marjinal (<20 ug/dl) masih tinggi. Salah satu program penanggulangan KVA di Indonesia adalah dengan peningkatan konsumsi sayuran hijau pada anak balita. Menurut de Pee, karoten sayuran hijau kurang dapat diabsorpsi karena berupa ikatan komplek yang kuat yang berada dalam kloro plas. Penelitian ini mempelajari pengaruh pembuatan serbuk kering daun singkong muda dan tua terhadap absorpsi β-karoten pada anak prasekolah. Penelitian dilakukan di Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Daun singkong diberikan dalam bentuk masakan gulai, yang diberikan dalam diit makanan pagi, siang dan sore selama tiga hari. Kadar β-karoten dalam duplikat makanan yang dikonsumsi dan dalam tinja selama tiga hari dianalisis dengan HPLC. β-karoten yang diabsorpsi merupakan selisih β-karoten dalam duplikat makanan yang dikonsumsi dan β-karoten dalam tinja selama tiga hari. Absorpsi β-karoten serbuk daun singkong muda kering (DSMK) paling tinggi (37.9±5.2%) dibanding β-karoten serbuk daun singkong tua kering (DSTK) maupun daun singkong muda segar (DSMB) yang besarnya masing-masing adalah 36.8±9.2% dan 35.4±5.8%. β-karoten daun singkong muda segar (DSMB) paling kecil absorpsinya. Tetapi hasil uji anova β-karoten dari ketiga jenis daun singkong tersebut tidak ada perbedaan nyata (p>0.05). Kesimpulan dari penelitian ini ternyata pengeringan dan penghancuran menjadi serbuk belum dapat memperbaiki absorpsi β-karoten yang dikandung dalam daun singkong.