KEMUNGKINAN PENGGUNAAN ASAM LEMAK SEBAGAI INDIKATOR DERAJAT KONTAMINASI GABAH/BERAS OLEH KAPANG DAN MIKOTOKSIN

Main Article Content

Anies Irawati

Abstract

Metoda analisis yang ada untuk mengukur derajat kontaminasi biji-bijian oleh jasad renik, terutama oleh kapang dan senyawa beracun mikotoksin, memang cukup peka dan andal tetapi kurang praktis digunakan di lapang. Waktu untuk analisis cukup lama (5-15 hari untuk metoda klasik atau metoda Ulster) dan biaya analisis mahal (dengan metoda ergosterol, Rp 60.000 per contoh). Dalam penelitian yang dilaporkan ini telah dicoba mengukur derajat kontaminasi beras oleh kapang dengan membandingkan kadar asam lemak beras pada saat sebelum dan sesudah disimpan selama sampai 200 hari. Kadar asam lemak ditentukan secara titrasi. Didapat korelasi yang bermakna antara peningkatan kadar asam lemak dengan derajat kontaminasi beras oleh kapang. Pada saat kadar asam lemak (hasil akktivitas lipase kapang) mencapai nilai 0.06 gram H2SO4 per 100 gram gabah dapat memberi petunjuk tentang derajat pencemaran beras oleh kapang tetapi tidak dapat memberi petunjuk dalam hal jenis kapang yang mencemari beras tersebut. Pada keadaan ini analisis kadar asam lemak saja agaknya tidak cukup, perlu dilanjutkan dengan analisis klasik serta identifikasi kapang dan mikotoksin (aflatoksin dan islanditoksin).

Article Details

How to Cite
Irawati, A. (2012). KEMUNGKINAN PENGGUNAAN ASAM LEMAK SEBAGAI INDIKATOR DERAJAT KONTAMINASI GABAH/BERAS OLEH KAPANG DAN MIKOTOKSIN. Penelitian Gizi Dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research). https://doi.org/10.22435/pgm.v0i0.1988.
Section
Articles