UNFAVORABLE INFANT FEEDING PRACTICES IN EAST LOMBOK HAVE NOT YET CHANGED MUCH IN THE LAST DECADE (PRAKTIK PEMBERIAN MAKAN BAYI YANG TIDAK TEPAT BELUM BANYAK MENGALAMI PERUBAHAN DALAM SATU DEKADE TERAKHIR DI LOMBOK TIMUR)
Article Sidebar
Download : 22
Main Article Content
Abstract
ABSTRAK
Latar belakang: Salah satu kabupaten yang belum dapat mencapai target perbaikan gizi nasional adalah Lombok Timur, di mana prevalensi gizi kurang untuk anak bawah dua tahun adalah sebesar 25,5 persen. Salah satu penyebab tidak langsung dari kekurangan gizi adalah praktik pemberian makanan yang tidak tepat, yang terjadi pada tahun pertama kehidupan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan hal ini terjadi, yaitu pengalaman ibu, kebutuhan keluarga, sosio-ekonomi, dan kepercayaan (faktor budaya). Tujuan: Untuk mengeksplorasi kebiasaan makan bayi (ASI dan MP ASI) pada bayi umur 9-11 bulan di Lombok Timur. Metode: Studi cross-sectional (potong-lintang) ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kelompok ibu dari bayi berumur 9-11 bulan. Konfirmasi dilakukan dengan wawancara kelompok kader, wawancara petugas kesehatan, dan observasi pada lokasi penelitian. Analisis data dilakukan dengan membuat kontras, perbandingan antar-data, dan mencari tema dari da6yuta yang tersedia. Hasil. Berdasarkan hasil studi ini, beberapa praktik pemberian makanan bayi masih belum optimal, di antaranya yaitu: pemberian ASI eksklusif, konsumsi makanan prelakteal, dan makanan “papah” masih banyak dijumpai di Lombok Timur. Pengenalan MP-ASI yang terlalu dini dan kurangnya frekuensi makan serta makanan selingan dalam sehari juga masih sering ditemui. Praktik kebersihan juga merupakan hal yang harus mendapatkan perhatian, yaitu kebiasaan minum air mentah (“air nyet”). Kurang optimalnya praktik pemberian makanan bayi di Lombok Timur ini, bahkan belum banyak mengalami perubahan sejak hampir sepuluh tahun yang lalu. Berdasarkan hasil-hasil studi yang dilakukan sebelumnya, praktik pemberian makanan pada bayi yang tidak tepat masih belum banyak mengalami perubahan pada satu dekade terakhir. Kesimpulan. Sebagian besar praktik pemberian makanan bayi di Lombok Timur masih belum optimal. Rekomendasi. Untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai praktek pemberian makanan bayi yang benar, dibutuhkan materi edukasi gizi yang spesifik di daerah tersebut disertai dengan partisipasi dari tokoh agama setempat. Saluran/media lain dalam masyarakat seperti arisan atau pertemuan kampung juga direkomendasikan untuk dapat dimanfaatkan dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan [Penel Gizi Makan 2011, 34(1):75-85]
ABSTRACT
Background: One of the districts that haven’t reached the national nutrition recovery target was East Lombok, the prevalence of underweight among under two children was 25.5 percent. One of the underlying causes of under-nutrition is inappropriate feeding practices that occur during the first year of life. Several factors lies behind these practices, such as experiences, family demands, socio-economic circumstances, and cultural beliefs. Objective: To explore the infant feeding (breastfeeding and complementary feeding) practices among 9-11 month infants in East Lombok. Methods: This cross-sectional study use qualitative method. Four Group Interview with the mothers of 9-11 month infants were conducted. Confirmation was done from Group Interview with the cadres, interview with local health officers and observation from study site. Analysis was done by making contrast, comparison or themes emerged from the data. Results: This study revealed that the infant feeding practices still haven’t optimal as indicated by low exclusive breastfeeding practices for 6th month, pre-lacteal feeding and the consumption of pre-masticated foods (“papah”) still commonly happen in East Lombok. Furthermore, the early introduction of complementary food and less frequency of meals and snacks a day also still practiced. The hygiene practices also still have to be considered where the consumption of unboiled water (“air nyet”) among infants still familiar in this area. Comparing to several studies have been conducted, these unfavorable infant feeding practices in East Lombok have not yet changed much in the last decade. Conclusion: Most of the infant feeding practices in East Lombok were haven’t optimal. Recommendation: Local-specific nutrition education was needed with the involvement of religious leader in the community in delivering the messages. Other community channel (like arisan or pertemuan kampung) was also recommended to deliver the messages.
Keywords: infants; breastfeeding practice; complementary feeding practice